Rabu, 20 Mei 2015

AZAZ DAN PRINSIP BELAJAR DAN PEMBELAJARAN



BAB I
PENDAHULUAN

1.1              LATAR BELAKANG
Seorang pendidik hendaknya memiliki suatu prinsip dalam melakukan proses pembelajaran. Untuk itu pendidik hendaknya dituntut untuk memahami prinsip-prinsip ini agar terwujudnya suatu proses pembelajaran yang kondusif, nyaman, dan bisa berkenan didalam hati para siswa yang di ajarnya.
Sejauh ini banyak para pengajar kurang menegakkan prinsip-prinsip ini dalam melakukan belajar dan pembelajaran sehingga membuat proses belajar dan pembelajaran ini menjadi kurang baik dan para siswa pun menjadi kurang dalam menangkap isi dari pelajaran yang diajarkan. Sehingga dibutuhkannya updateing kepada para pengajar agar kembali memegang teguh prinsip-prinsip belajar dan pengajaran sehingga dapat menguasai, mensuport dan memotivasi para siswa agar mau belajar.

1.2              RUMUSAN MASALAH
                                 1.         Apa saja yang menjadi prinsip prinsip dalam belajar dan pembelajaran ?
                                 2.         Bagaimana membentuk suatu siswa yang memiliki kepribadian baik ?

1.3              TUJUAN
Dapat mengetahui prinsip-prinsip belajar dan asas pembelajaran, mempelajari bahan belajar, maka timbullah motif untuk mengatasi hambatan itu yaitu dengan mempelajari bahan belajar tersebut. Apabila hambatan itu telah diatasi, artinya tujuan belajar telah tercapai, maka ia akan masuk dalam medan baru dan tujuan baru, dekimian seterusnya.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1        PRINSIP – PRINSIP BELAJAR
Prinsip-prinsip belajar yang relatif berlaku umum berkaitan dengan perhatian dan motivasi, keaktifan, keterlibatan langsung/berpengalaman, pengulangan, tantangan, balikan dan penguatan, serta perbedaan individual.
                       1.         Perhatian dan Motivasi
Perhatian mempunyai peranan yang penting dalam kegiatan belajar. Dari kajian teori belajar pengolahan informasi terungkap bahwa tanpa adanya perhatian tak mungkin terjadi belajar (Gage dan Berliner, 1984 : 335).
Di samping  perhatian, motivasi mempunyai peranan penting dalam kegiatan belajar. Motivasi adalah tenaga yang menggerakkan dan mengarahkan aktivitas seseorang.
Motivasi mempunyai kaitan yang erat dengan minat. Siswa yang memiliki minat terhadap sesuatu bidang studi cenderung tertarik perhatiannya dan dengan demikian timbul motivasinya untuk mempelajari bidang studi tersebut.
Motivasi dapat bersifat internal, artinya datang dari dirinya sendiri, dapat juga bersifat eksternal yakni datang dari orang lain. Motivasi dibedakan menjadi dua:
a)      Motif Intrinsik
Motif intrinsik adalah tenaga pendorong yang sesuai dengan perbuatan yang dilakukan. Sebagai contoh, seorang siswa dengan sungguh-sungguh mempelajari mata pelajaran di sekolah karena ingin memiliki pengetahuan yang dipelajarinya.
b)      Motif Ekstrinsik
Motif ekstrinsik adalah tenaga pendorong yang ada diluar perbuatan yang dilakukannya tetapi menjadi penyerta. Contohnya siswa belajar dengan sungguh-sungguh bukan dikarenakan ingin memiliki pengetahuan yang dipelajarinya tetapi didorong oleh keinginan naik kelas atau mendapatkan ijazah. Keinginan naik kelas atau mendapatkan ijazah adalah penyerta dari keberhasilan belajar.
                       2.         Keaktifan
Belajar tidak dapat dipaksakan oleh orang lain dan juga tidak dapat dilimpahkan kepada orang lain. Belajar hanya mungkin terjadi apabila anak aktif mengalaminya sendiri. John Dewey mengemukakan bahwa belajar adalah menyangkut apa yang harus dikerjakan siswa untuk dirinya sendiri, maka inisiatif harus datang sendiri. Guru sekedar pembimbing dan pengarah.
     Menurut teori kognitif, belajar menunjukkan adanya jiwa yang sangat aktif, jiwa mengolah informasi, tidak sekedar menyimpannya saja tanpa mengadakan transformasi. Menurut teori ini anak memiliki sifat aktif, konstruktif dan mampu merencanakan sesuatu. Dalam proses balajar mengajar anak mampu mengidantifikasi, merumuskan masalah, mencari dan menemukan fakta, menganalisis, menafsirkan dan menarik kesimpulan.
Dalam setiap proses belajar siswa selalu menampakkan keaktifan. Keaktifan itu dapat berupa kegiatan fisik dan kegiatan psikis. Kegiatan fisik bisa berupa membaca, mendengar, menulis, berlatih keterampilan-keterampilan, dan sebagainya. Sedangkan kegiatan psikis misalnya menggunakan khasanah pengetahuan yang dimiliki dalam memecahkan masalah yang dihadapi, membandingkan satu konsep dengan yang lain, menyimpulkan hasil percobaan dan kegiatan psikis yang lain.
                       3.         Keterlibatan Langsung/Berpengalaman
Edgar Dale dalam penggolongan pengalaman belajar yang dituangkan dalam kerucut pengalamannya mengemukakan bahwa belajar yang baik adalah belajar melalui pengalaman langsung. Dalam belajar melalui pengalaman langsung siswa tidak sekedar mengamati secara langsung tetapi ia harus menghayati, terlibat langsung dalam perbuatan, dan bertanggung jawab terhadap hasilnya.
Pentingnya keterlibatan langsung dalam belajar dikemukakan oleh John Dewey dengan “learning by doing”-nya. Belajar sebaiknya dialami melalui perbuatan langsung. Belajar harus dilakukan oleh siswa secara aktif, baik individual maupun kelompok, dengan cara memecahkan masalah (problem solving). Guru bertindak sebagai pembimbing dan fasilitator.
                       4.         Pengulangan
Prinsip belajar yang menekankan perlunya pengulangan barangkali yang paling tua adalah yang dikemukakan oleh teori Psikologi Daya. Menurut teori ini belajar adalah melatih daya-daya yang ada pada manusia yang terdiri atas daya mengamat, menanggap, mengingat mengkhayal merasakan, berpikir, dan sebagainya.
Teori lain yang menekankan prinsip pengulangan adalah teori Psikologi Asosiasi atau Koneksionisme dengan tokohnya yang terkenal Thomdike. Berangkat dari salah satu hukum belajarnya “law of exercise”, ia mengemukakan bahwa belajar ialah pembentukan hubungan antara stimulus dan respons, dan pengulangan terhadap pengalaman-pengalaman itu memperbesar peluang timbulnya respons benar.
                       5.         Tantangan
Teori Medan (Field Theory) dari Kurt Lewin mengemukakan bahawa siswa dalam situasi belajar berada dala suatu medan atau lapangan psikologi. Apabila hambatan itu telah diatasi, artinya tujuan belajar telah tercapai, maka ia akan masuk dalam medan baru dan tujuan baru, dekimian seterusnya.
                       6.         Balikan dan Penguatan
Prinsip belajar yang berkaitan dengan balikan dan penguatan terutama ditekankan oleh teori belajar Operant Conditioning dari B.F. Skinner. Kalau pada teori conditioning yang diberi kondisi adalah stimulusnya, maka pada operant conditioning yang diperkuat adalah responnya. Kunci dari teori belajar ini adalah law of effectnya Thorndike.
Siswa belajar sungguh-sungguh dan mendapatkan nilai yang baik dalam ulangan. Nilai yang baik itu mendorong anak untuk belajar lebih giat lagi. Nilai yang baik dapat merupakan operant conditioning atau penguatan positif. Sebaliknya, anak yang mendapat nilai yang jelek pada waktu ulangan akan merasa takut tidak naik kelas. Hal ini juga bisa mendorong anak untuk belajar lebih giat. Inilah yang disebut penguatan negatif atau escape conditioning.
Format sajian berupa tanya jawab, diskusi, eksperimen, metode penemuan dan sebagainya merupakan cara belajar-mengajar yang memungkinkan terjadinya balikan dan penguatan.
                       7.         Perbedaan Individual
Siswa merupakan individual yang unik, artinya tidak ada dua orang siswa yang sama persis, tiap siswa memiliki perbedaan satu dengan yang lainnya. Perbedaan belajar ini berpengaruh pada cara dan hasil belajar siswa. Sistem pendidikan klasikal yang dilakukan di sekolah kita kurang memperhatikan masalah perbedaan individual, umumnya pelaksanaan pembelajaran di kelas dengan melihat siswa sebagai individu dengan kemampuan rata-rata, kebiasaan yang kurang lebih sama, demikian pula dengan pengetahuannya.
Pembelajaran klasikal yang mengabaikan perbedaan individual dapat diperbaiki dengan beberapa cara, misalnya:
Ø  Penggunaan metode atau strategi belajar – mengajar yang bervariasi.
Ø  Penggunaan metode instruksional.
Ø  Memberikan tambahan pelajaran atau pengayaan pelajaran bagi siswa pandai dan memberikan bimbingan belajar bagi anak – anak yang kurang.
Ø  Dalam memberikan tugas, hendaknya disesuaikan dengan minat dn kemampuan siswa.
Ø  Implikasi prinsip-prinsip belajar bagi siswa dan guru tampak dalam setiap kegiatan perilaku mereka selama proses pembelajaran berlangsung.

2.2        IMPLIKASI PRINSIP – PRINSIP BELAJAR BAGI SISWA
Siswa sebagai “primus motor” (motor utama) dalam kegiatan pembelajaran, dengan alasan apa pun tidak dapat mengabaikan begitu saja adanya prinsip-prinsip belajar.
1.    Perhatian dan Motivasi
   Siswa dituntut untuk memberikan perhatian terhadap semua ransangan yang mengarah ke arah pencapaian tujuan belajar. Adanya tuntutan selalu memberikan perhatian ini, menyebabkan siswa harus membangkitkan perhatian kepada segala pesan yang dipelajarinya. Pesan-pesan yang menjadi isi pelajaran seringkali dalam bentuk ransangan suara, warna, bentuk, gerak, dan ransangan lainnya yang dapat diindra.
Sedangkan implikasi prinsip motivasi bagi siswa adalah disadarinya oleh siswa bahwa motivasi belajar yang ada pada diri mereka harus dibangkitkan dan mengembangkan motivasi belajar mereka secara terus-menerus.
2.    Keaktifan
Sebagai “primus motor” dalam kegiatan pembelajaran maupun kegiatan belajar, siswa dituntut untuk selalu aktif memproses dan mengolah perolehan belajarnya. Implikasi prinsip keaktifan bagi siswa terwujud perilaku-perilaku seperti mencari sumber informasi yang dibutuhkan, membuat karya tulis, menganalisi percobaan, ingin tahu hasil dari suatu reaksi kimia, sejenis lainnya. Implikasi prinsip keaktifan bagi siswa lebih menuntut keterlibatan langsung siswa dalam proses pembelajaran.
3.    Keterlibatan Langsung/Pengalaman
Hal apa pun yang dipelajari siswa, maka ia harus mempelajarinya sendiri. Tidak ada seorang pun dapat melakukan kegiatan belajar tersebut untuknya. Implikasi prinsip ini dituntut pada para siswa agar tidak segan-segan mengerjakan segala tugas belajar yang diberikan kepada mereka. Bentuk-bentuk perilaku yang merupakan implikasi prinsip keterlibatan langsung bagi siswa misalnya siswa melakukan reaksi kimia, siswa berdiskusi untuk membuat laporan, perilaku sejenis lainnya.
4.    Pengulangan
Penguasaan secara penuh dari setiap langkah memungkinkan belajar secara keseluruhan lebih berarti. Implikasi adanya prinsip pengulangan bagi siswa adalah kesadaran siswa untuk bersedia mengerjakan latihan-latihan yang berulang untuk satu macam permasalahan. Bentuk-bentuk perilaku pembelajaran yang merupakan implikasi prinsip pengulangan, diantaranya menghafal unsur-unsur kimia setiap valensi, mengerjakan soal-soal latihan, perilaku sejenis lainnya.
5.    Tantangan
Prinsip belajar ini bersesuaian dengan pernyataan bahwa apabila siswa diberikan tanggung jawab untuk mempelajari sendiri, maka ia lebih termotivasi untuk belajar, ia akan belajar dan mengingat secara lebih baik. Implikasi prinsip tantangan bagi siswa adalah tuntutan dimilikinya kesadaran pada diri siswa akan adanya kebutuhan untuk selalu memperoleh, memproses, dan mengolah pesan. Bentuk-bentuk perilaku siswa yang merupakan implikasi dari prinsip tantangan diantaranya adalah melakukan eksperimen, melaksanakan tugas terbimbing maupun mandiri atau mencari tahi pemecahan suatu masalah.
6.    Balikan dan Penguatan
Siswa selalu membutuhkan suatu kepastian dari kegiatan yang dilakukan, apakah benar atau salah? Dengan demikian siswa akan selalu mamiliki pengetahuan tentang hasil (knowledge of result), yang sekaligus merupakan penguat (reinforce) bagi dirinya sendiri. Untuk memperoleh balikan penguatan bentuk-bentuk perilaku siswa diantaranya adalah dengan segera mencocokkan jawaban denga kunci jawaban, menerima kenyataan terhadap skor/nilai yang dicapai, atau menerima teguran dari guru/orang tua karena hasil belajar yang jelek.


7.    Perbedaan Individual
          Setiap siswa memiliki karakteristik sendiri-sendiri yang berbeda satu dengan yang lain. Implikasi adanya prinsip perbedaan individual bagi siswa diantaranya adalah menentukan tempat duduk dikelas, menyusun jadwal belajar, atau memilih bahwa implikasi adanya prinsip perbedaan individu bagi siswa dapat berupa perilaku fisik maupun psikis. 

2.3        IMPLIKASI PRINSIP – PRINSIP BELAJAR BAGI GURU
Guru sebagai orang kedua dalam kegiatan pembelajaran tidak terlepas dari adanya prinsip-prinsip belajar. Guru sebagai penyelenggara dan pengelola kegiatan pembelajaran terimplikasi dari adanya prinsip-prinsip belajar ini.implikasi prinsip-prinsip belajar bagi guru tertampak pada rencana pembelajaran maupun pelaksananaan kegiatan pembelajarannya. Implikasi prinsisp-prinsip belajar bagi guru terwujud dalam prilaku fisik dan pisikis mereka. Kesadaran adanya prinsip-prinsip belajar yang terwujud dalam prilaku guru, dapat diharapkan adanya peningkatan kualitas pembelajaran yang terselenggarakan.
1.         Perhatian dan Motivasi
Guru sejak merencanakan kegiatan pembelajarannya sudah memikirkan prilkunya terhadap  siswa sehingga dapat menarik perhatian dan menimbulkan motivasi siswa untuk belajar. Implikasi prinsip perhatian bagi guru tertampak pada prilaku-prilaku sebagai berikut:
a.       Guru menggunakan metode yang bervariasi
b.      Guru menggunakan media sesuai denga tujuan dan meteri pembelajaran
c.       Guru menggunakan bahasa yang tidak monoton
d.      Guru menggunakan pertanyaan – pertanyaan yang membimbing   ( direction question )
Sedangkan implikasi prinsip motivasi bagi guru tertampak pada pada perilaku-prilaku yang diantaranya adalah:
a.       Memilih bahan ajar sesuai dengan minat siswa.
b.      Menggunakan metode dan teknik mengajar yang disukai siswa.
c.       Mengoreksi dan memberitahukan hasil pekerjaa siswa sesegera mungkin
d.      Memberikan pujian verbal dan non-verbal terhadap siswa.
e.       Memberitahukan nilai guna dari pelajaran yang sedang dipelajari
Perilaku yang merupakan implikasi prinsip perhatian dan motivasi bagi guru dapat tertampak lebih dari satu perilaku dalam suatu kegiatan pembelajaran.
2.         Keaktifan
Peran guru mengorganisaikan kesempatan belajar bagi masing-masing siswa  berarti mengubah peran guru dari bersifat didaktis menjadi lebih bersifat mengindividualis, yaitu menjamin bahwa setiap siswa memperoleh pengetahuan dan keterampilan di dalam kondisi yang ada. Hal ini berarti pula kesempatan yang diberikan oleh guru akan menuntut siswa selalu aktif  maencari, memperoleh, dan mengelola perolehan belajar. Untuk dapat menimbulkan keaktifan belajar pada diri siswa, maka guru diantaranya dapat melaksanakan perilaku-perilaku berikut:
a.       Menggunakan multimetode dan multimedia
b.      Memberikan tugas secara individual dan kelompok
c.       Memberikan kesempatan kepada siswa untuk bereksperimen dalam kelompok kecil
d.      Memberikan tugas untuk mencatat bahan ajar yang kurang jelas maupun yang akan di pelajari
e.       Mengadakan tanya jawab dan diskusi

3.         Keterlibatan Langsung / Pengalaman
Guru harus menyadari bahwa keaktifan membutuhkan keterlibatan langsung siswa damal kegiatan pembelajaran. Untuk melibatkan siswa secara fisik, mental, emosional,dan intelektual dalam kegiatan pembelajaran, maka guru guru hendaknya merancang dan melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan pertimbangan karakteristik siswa dan karakteristik isi pelajaran. Perilaku sebagai implikasi prinsip keterlibatan langsung/ berpengalaman diantaranya adalah:
a.       Merancang kegiatan pembelajaran pada pembelajaran individual dan kelompok kecil
b.      Mementingkan eksperimen langsung oleh siswa dibandingkan dengan demonstrasi
c.       Menggunakan media yang langsung digunakan oleh siswa
d.      Memberikan tugas kepada siswa untuk memperaktikkan kerakan psikomotor yang dicontohkan
e.       Melibatkan siswa dalam merangkum atau menyimpulkan informasi pesan pembelajaran
     Implikasi lain dari adanya prinsip keterlibatan langsung/berpengalaman bagi guru adalah kemampuan guru untuk bertindak sebagai pengelola kegiatan pembelajaran yang mampu mengarahkan membimbing, dan mendorong siswa ke arah tujuan pengajaran yang ditetapkan.
4.         Pengulangan
Implikasi prinsip pengulangan bagi guru adalah mampu memilih antara kegiatan pembelajaran dengan yang tidak membutuhkan pengulangan. Pengulangan dibutuhkan oleh pesan-pesan pembelajaran yang harus dihafal, selain itu pengulangan juga dibutuhkan terhadap pesan-pesan pembelajaran yang membutuhkan latihan. Perilaku guru yang merupakan implikasi prinsip pengulangan diantaranya adalah:
a.       Merencanakan pelaksanaan pengulangan
b.      Mengembangkan /merumuskan soal-soal latihan
c.       Mengembangkan alat evakuasi kegiatan pengulangan
d.      Membuatkan kegiatan pengulangan yang bervariasi


5.         Tantangan
Apabila guru menginginkan siswa selalu berusaha mencapai tujuan, maka guru harus memberikan tantangan pada siswa dalam kegiatan pembelajarannya. Tantangan dalam kegiatan pembelajaran dapat diwujudkan oleh guru melalui bentuk kegiatan, bahan, dan alat pembelajaran  yang dipilih untuk kegiatan pebelajaran. Perilaku guru yang merupakan implikasi prinsip tantangan di antaranya adalah :
a.       Merancang dan mengelola kegiatan eksperimen yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukannya secara individual maupun kelompok kecil
b.       Memberikan tugas kepada siswa memecahkan suatu masalah yang membutuhkan orang lain sebagai informan
c.       Menugaskan siswa untuk menyimpulkan isi pelajaran yang telah di sajikan
d.      Memberikan bahan pelajaran dengan memperhatikan kebutuhan siswa untuk mendapatkan tantangan didalamnya
e.       Membimbing siswa untuk menemukan fakta, konsep, prinsip, dan generalisasi sendiri
f.        Guru merancang dan mengelola kegiatn diskusi siswa
6.         Balikan dan Penguatan
Balikan dapat diberikan secara lisan maupun tulisan baik secara individual maupun kelompok. Agar balikan dan penguatan bermakna bagi siswa, guru hendaknya memperhatikan karakteristik siswa. Implikasi prinsip balikan dan penguatan bagi guru, terwujud perilaku-perlaku yang diantaranya:
a.       Memberikan jawaban yang benar setiap melakukan pertanyaan setelah siswa mencoba menjawabnya
b.      Mengoreksi pekerjaan rumah yang diberikan kepada siswa pada waktu yang telah ditentukan
c.       Memberikan catatan-catatan pada hasil kerja sisw, berdasarkan hasil koreksi guru terhadap pekerjaan siswa
d.      Membagikan lembar jawaban test pelajaran yang telah dikoteksi oleh guru disertai penilaian dan catatan penting lainnya
e.       Mengumumkan atau mengkonfirmasikan peningkatan yang telah diraih siswa
f.       Memberikan anggukan atau acungan jempul atau isyarat lainnya kepada siswa yang menjawab perranyaan dengan benar
g.      Memberikan imbalan/hadiah kepada siswa yang menyelesaikan tugas dengan baik
7.         Perbedaan Individu
Setiap guru tentunya harus menyadari bahwa menghadapi banyak siswa di dalam suatu kelas berarti menghadapi berbagai macam keunikan atau karakteristik. Konsekuensinya adalah guru harus mampu menghadapi dan melayani setiap siswa dengan karakteristik mereka masing-masing. Implikasi prinsip perbedaan individual bagi guru berwujud perilaku-perilaku yang diantaranya adalah:
a.       Menentukan penggunaan berbagai metode yang diharapkan dapat melayani kebutuhan siswa sesuai dengan karakteristiknya
b.      Merancang pemanfaatan berbagai media dalam menyaksikan pesan pembelajaran
c.       Mengenali karakteristik setiap siswa  sehingga dapat menentukan perilaku pembelajaran yang tepat bagi siswa yang bersangkutan
d.      Memberikan remediasi ataupun pertanyaan kepada siswa yang membutuhkan.

BAB III
PENUTUP
3.1        SIMPULAN
Prinsip-prinsip belajar yang relatif berlaku umum berkaitan dengan perhatian dan motivasi, keaktifan, keterlibatan langsung/berpengalaman, pengulangan, tantangan, balikan dan penguatan, serta perbedaan individual.
       Sehingga siswa sebagai “primus motor” (motor utama) dalam kegiatan pembelajaran, dengan alasan apa pun tidak dapat mengabaikan begitu saja adanya prinsip-prinsip belajar. Sedangkan implikasi prinsip motivasi bagi siswa adalah disadarinya oleh siswa bahwa motivasi belajar yang ada pada diri mereka harus dibangkitkan dan mengembangkan motivasi belajar mereka secara terus-menerus
       Implikasi prinsip keaktifan bagi siswa lebih menuntut keterlibatan langsung siswa dalam proses pembelajaran. Implikasi prinsip ini dituntut pada para siswa agar tidak segan-segan mengerjakan segala tugas belajar yang diberikan kepada mereka. pengulangan bagi siswa adalah kesadaran siswa untuk bersedia mengerjakan latihan-latihan yang berulang untuk satu macam permasalahan.
       Kemudian guru sebagai orang kedua dalam kegiatan pembelajaran tidak terlepas dari adanya prinsip-prinsip belajar. Guru sebagai penyelenggara dan pengelola kegiatan pembelajaran terimplikasi dari adanya prinsip-prinsip belajar ini.implikasi prinsip-prinsip belajar bagi guru tertampak pada rencana pembelajaran maupun pelaksananaan kegiatan pembelajarannya. Guru sejak merencanakan kegiatan pembelajarannya sudah memikirkan prilkunya terhadap  siswa sehingga dapat menarik perhatian dan menimbulkan motivasi siswa untuk belajar.
       Peran guru mengorganisaikan kesempatan belajar bagi masing-masing siswa  berarti mengubah peran guru dari bersifat didaktis menjadi lebih bersifat mengindividualis, yaitu menjamin bahwa setiap siswa memperoleh pengetahuan dan keterampilan di dalam kondisi yang ada. Implikasi prinsip pengulangan bagi guru adalah mampu memilih antara kegiatan pembelajaran dengan yang tidak membutuhkan pengulangan. Apabila guru menginginkan siswa selalu berusaha mencapai tujuan, maka guru harus memberikan tantangan pada siswa dalam kegiatan pembelajarannya.
  
DAFTAR PUSTAKA
            Dimyati, Mudjiono.2009.Belajar Dan Pembelajaran. Jakarta:Rineka Cipta.

0 komentar:

Posting Komentar