PENDAHULUAN
1.1
LATAR
BELAKANG
Seorang pendidik hendaknya memiliki suatu prinsip
dalam melakukan proses pembelajaran. Untuk itu pendidik hendaknya dituntut untuk
memahami prinsip-prinsip ini agar terwujudnya suatu proses pembelajaran yang
kondusif, nyaman, dan bisa berkenan didalam hati para siswa yang di ajarnya.
Sejauh ini banyak para pengajar kurang menegakkan
prinsip-prinsip ini dalam melakukan belajar dan pembelajaran sehingga membuat
proses belajar dan pembelajaran ini menjadi kurang baik dan para siswa pun
menjadi kurang dalam menangkap isi dari pelajaran yang diajarkan. Sehingga
dibutuhkannya updateing kepada para pengajar agar kembali memegang teguh
prinsip-prinsip belajar dan pengajaran sehingga dapat menguasai, mensuport dan
memotivasi para siswa agar mau belajar.
1.2
RUMUSAN
MASALAH
1.
Apa saja yang menjadi prinsip prinsip
dalam belajar dan pembelajaran ?
2.
Bagaimana membentuk suatu siswa yang
memiliki kepribadian baik ?
1.3
TUJUAN
Dapat mengetahui prinsip-prinsip belajar dan asas
pembelajaran, mempelajari bahan belajar, maka timbullah motif untuk mengatasi
hambatan itu yaitu dengan mempelajari bahan belajar tersebut. Apabila hambatan
itu telah diatasi, artinya tujuan belajar telah tercapai, maka ia akan masuk
dalam medan baru dan tujuan baru, dekimian seterusnya.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 PRINSIP – PRINSIP BELAJAR
Prinsip-prinsip belajar yang relatif berlaku umum
berkaitan dengan perhatian dan motivasi, keaktifan, keterlibatan langsung/berpengalaman,
pengulangan, tantangan, balikan dan penguatan, serta perbedaan individual.
1.
Perhatian dan Motivasi
Perhatian mempunyai peranan yang penting dalam kegiatan
belajar. Dari kajian teori belajar pengolahan informasi terungkap bahwa tanpa adanya
perhatian tak mungkin terjadi belajar (Gage dan Berliner, 1984 : 335).
Di samping perhatian,
motivasi mempunyai peranan penting dalam kegiatan belajar. Motivasi adalah
tenaga yang menggerakkan dan mengarahkan aktivitas seseorang.
Motivasi mempunyai kaitan yang erat dengan minat. Siswa yang
memiliki minat terhadap sesuatu bidang studi cenderung tertarik perhatiannya
dan dengan demikian timbul motivasinya untuk mempelajari bidang studi tersebut.
Motivasi dapat
bersifat internal, artinya datang dari dirinya sendiri, dapat juga bersifat
eksternal yakni datang dari orang lain. Motivasi dibedakan menjadi dua:
a) Motif Intrinsik
Motif
intrinsik adalah tenaga pendorong yang sesuai dengan perbuatan yang dilakukan.
Sebagai contoh, seorang siswa dengan sungguh-sungguh mempelajari mata pelajaran
di sekolah karena ingin memiliki pengetahuan yang dipelajarinya.
b) Motif Ekstrinsik
Motif ekstrinsik adalah tenaga
pendorong yang ada diluar perbuatan yang dilakukannya tetapi menjadi penyerta.
Contohnya siswa belajar dengan sungguh-sungguh bukan dikarenakan ingin memiliki
pengetahuan yang dipelajarinya tetapi didorong oleh keinginan naik kelas atau
mendapatkan ijazah. Keinginan naik kelas atau mendapatkan ijazah adalah
penyerta dari keberhasilan belajar.
2.
Keaktifan
Belajar tidak dapat dipaksakan oleh orang lain dan juga
tidak dapat dilimpahkan kepada orang lain. Belajar hanya mungkin terjadi
apabila anak aktif mengalaminya sendiri. John Dewey mengemukakan bahwa belajar
adalah menyangkut apa yang harus dikerjakan siswa untuk dirinya sendiri, maka
inisiatif harus datang sendiri. Guru sekedar pembimbing dan pengarah.
Menurut
teori kognitif, belajar menunjukkan adanya jiwa yang sangat aktif, jiwa
mengolah informasi, tidak sekedar menyimpannya saja tanpa mengadakan
transformasi. Menurut teori ini anak memiliki sifat aktif, konstruktif dan
mampu merencanakan sesuatu. Dalam proses balajar mengajar anak mampu
mengidantifikasi, merumuskan masalah, mencari dan menemukan fakta,
menganalisis, menafsirkan dan menarik kesimpulan.
Dalam setiap proses belajar siswa selalu menampakkan
keaktifan. Keaktifan itu dapat berupa kegiatan fisik dan kegiatan psikis.
Kegiatan fisik bisa berupa membaca, mendengar, menulis, berlatih
keterampilan-keterampilan, dan sebagainya. Sedangkan kegiatan psikis misalnya
menggunakan khasanah pengetahuan yang dimiliki dalam memecahkan masalah yang
dihadapi, membandingkan satu konsep dengan yang lain, menyimpulkan hasil
percobaan dan kegiatan psikis yang lain.
3.
Keterlibatan Langsung/Berpengalaman
Edgar Dale dalam penggolongan pengalaman belajar yang
dituangkan dalam kerucut pengalamannya mengemukakan bahwa belajar yang baik
adalah belajar melalui pengalaman langsung. Dalam belajar melalui pengalaman
langsung siswa tidak sekedar mengamati secara langsung tetapi ia harus
menghayati, terlibat langsung dalam perbuatan, dan bertanggung jawab terhadap
hasilnya.
Pentingnya keterlibatan langsung dalam belajar dikemukakan
oleh John Dewey dengan “learning by doing”-nya.
Belajar sebaiknya dialami melalui perbuatan langsung. Belajar harus dilakukan
oleh siswa secara aktif, baik individual maupun kelompok, dengan cara
memecahkan masalah (problem solving). Guru bertindak sebagai pembimbing dan
fasilitator.
4.
Pengulangan
Prinsip belajar yang menekankan perlunya pengulangan
barangkali yang paling tua adalah yang dikemukakan oleh teori Psikologi Daya.
Menurut teori ini belajar adalah melatih daya-daya yang ada pada manusia yang
terdiri atas daya mengamat, menanggap, mengingat mengkhayal merasakan,
berpikir, dan sebagainya.
Teori lain yang menekankan prinsip pengulangan adalah teori
Psikologi Asosiasi atau Koneksionisme dengan tokohnya yang terkenal Thomdike.
Berangkat dari salah satu hukum belajarnya “law of exercise”, ia mengemukakan
bahwa belajar ialah pembentukan hubungan antara stimulus dan respons, dan
pengulangan terhadap pengalaman-pengalaman itu memperbesar peluang timbulnya
respons benar.
5.
Tantangan
Teori Medan (Field Theory) dari Kurt Lewin mengemukakan
bahawa siswa dalam situasi belajar berada dala suatu medan atau lapangan
psikologi. Apabila hambatan itu telah diatasi, artinya tujuan belajar telah
tercapai, maka ia akan masuk dalam medan baru dan tujuan baru, dekimian
seterusnya.
6.
Balikan dan Penguatan
Prinsip belajar yang berkaitan dengan balikan dan penguatan
terutama ditekankan oleh teori belajar Operant Conditioning dari B.F. Skinner.
Kalau pada teori conditioning yang diberi kondisi adalah stimulusnya, maka pada
operant conditioning yang diperkuat adalah responnya. Kunci dari teori belajar
ini adalah law of effectnya Thorndike.
Siswa belajar sungguh-sungguh dan mendapatkan nilai yang
baik dalam ulangan. Nilai yang baik itu mendorong anak untuk belajar lebih giat
lagi. Nilai yang baik dapat merupakan operant conditioning atau penguatan
positif. Sebaliknya, anak yang mendapat nilai yang jelek pada waktu ulangan
akan merasa takut tidak naik kelas. Hal ini juga bisa mendorong anak untuk
belajar lebih giat. Inilah yang disebut penguatan negatif atau escape
conditioning.
Format sajian berupa tanya jawab, diskusi, eksperimen,
metode penemuan dan sebagainya merupakan cara belajar-mengajar yang
memungkinkan terjadinya balikan dan penguatan.
7.
Perbedaan Individual
Siswa
merupakan individual yang unik, artinya tidak ada dua orang siswa yang sama
persis, tiap siswa memiliki perbedaan satu dengan yang lainnya. Perbedaan
belajar ini berpengaruh pada cara dan hasil belajar siswa. Sistem pendidikan
klasikal yang dilakukan di sekolah kita kurang memperhatikan masalah perbedaan
individual, umumnya pelaksanaan pembelajaran di kelas dengan melihat siswa
sebagai individu dengan kemampuan rata-rata, kebiasaan yang kurang lebih sama,
demikian pula dengan pengetahuannya.
Pembelajaran
klasikal yang mengabaikan perbedaan individual dapat diperbaiki dengan beberapa
cara, misalnya:
Ø Penggunaan
metode atau strategi belajar – mengajar yang bervariasi.
Ø Penggunaan
metode instruksional.
Ø Memberikan
tambahan pelajaran atau pengayaan pelajaran bagi siswa pandai dan memberikan
bimbingan belajar bagi anak – anak yang kurang.
Ø Dalam
memberikan tugas, hendaknya disesuaikan dengan minat dn kemampuan siswa.
Ø Implikasi
prinsip-prinsip belajar bagi siswa dan guru tampak dalam setiap kegiatan perilaku
mereka selama proses pembelajaran berlangsung.
2.2 IMPLIKASI PRINSIP – PRINSIP BELAJAR BAGI
SISWA
Siswa sebagai “primus motor” (motor utama) dalam
kegiatan pembelajaran, dengan alasan apa pun tidak dapat mengabaikan begitu
saja adanya prinsip-prinsip belajar.
1. Perhatian
dan Motivasi
Siswa dituntut untuk
memberikan perhatian terhadap semua ransangan yang mengarah ke arah pencapaian
tujuan belajar. Adanya tuntutan selalu memberikan perhatian ini, menyebabkan
siswa harus membangkitkan perhatian kepada segala pesan yang dipelajarinya.
Pesan-pesan yang menjadi isi pelajaran seringkali dalam bentuk ransangan suara,
warna, bentuk, gerak, dan ransangan lainnya yang dapat diindra.
Sedangkan implikasi prinsip motivasi bagi siswa adalah
disadarinya oleh siswa bahwa motivasi belajar yang ada pada diri mereka harus
dibangkitkan dan mengembangkan motivasi belajar mereka secara terus-menerus.
2. Keaktifan
Sebagai “primus motor” dalam kegiatan pembelajaran maupun
kegiatan belajar, siswa dituntut untuk selalu aktif memproses dan mengolah
perolehan belajarnya. Implikasi prinsip keaktifan bagi siswa terwujud
perilaku-perilaku seperti mencari sumber informasi yang dibutuhkan, membuat
karya tulis, menganalisi percobaan, ingin tahu hasil dari suatu reaksi kimia,
sejenis lainnya. Implikasi prinsip keaktifan bagi siswa lebih menuntut
keterlibatan langsung siswa dalam proses pembelajaran.
3. Keterlibatan
Langsung/Pengalaman
Hal
apa pun yang dipelajari siswa, maka ia harus mempelajarinya sendiri. Tidak ada
seorang pun dapat melakukan kegiatan belajar tersebut untuknya. Implikasi
prinsip ini dituntut pada para siswa agar tidak segan-segan mengerjakan segala
tugas belajar yang diberikan kepada mereka. Bentuk-bentuk perilaku yang
merupakan implikasi prinsip keterlibatan langsung bagi siswa misalnya siswa
melakukan reaksi kimia, siswa berdiskusi untuk membuat laporan, perilaku
sejenis lainnya.
4. Pengulangan
Penguasaan
secara penuh dari setiap langkah memungkinkan belajar secara keseluruhan lebih
berarti. Implikasi adanya prinsip pengulangan bagi siswa adalah kesadaran siswa
untuk bersedia mengerjakan latihan-latihan yang berulang untuk satu macam
permasalahan. Bentuk-bentuk perilaku pembelajaran yang merupakan implikasi
prinsip pengulangan, diantaranya menghafal unsur-unsur kimia setiap valensi,
mengerjakan soal-soal latihan, perilaku sejenis lainnya.
5. Tantangan
Prinsip
belajar ini bersesuaian dengan pernyataan bahwa apabila siswa diberikan
tanggung jawab untuk mempelajari sendiri, maka ia lebih termotivasi untuk
belajar, ia akan belajar dan mengingat secara lebih baik. Implikasi prinsip
tantangan bagi siswa adalah tuntutan dimilikinya kesadaran pada diri siswa akan
adanya kebutuhan untuk selalu memperoleh, memproses, dan mengolah pesan.
Bentuk-bentuk perilaku siswa yang merupakan implikasi dari prinsip tantangan
diantaranya adalah melakukan eksperimen, melaksanakan tugas terbimbing maupun
mandiri atau mencari tahi pemecahan suatu masalah.
6. Balikan
dan Penguatan
Siswa
selalu membutuhkan suatu kepastian dari kegiatan yang dilakukan, apakah benar atau
salah? Dengan demikian siswa akan selalu mamiliki pengetahuan tentang hasil (knowledge of result), yang sekaligus
merupakan penguat (reinforce) bagi
dirinya sendiri. Untuk memperoleh balikan penguatan bentuk-bentuk perilaku
siswa diantaranya adalah dengan segera mencocokkan jawaban denga kunci jawaban,
menerima kenyataan terhadap skor/nilai yang dicapai, atau menerima teguran dari
guru/orang tua karena hasil belajar yang jelek.
7. Perbedaan
Individual
Setiap
siswa memiliki karakteristik sendiri-sendiri yang berbeda satu dengan yang
lain. Implikasi adanya prinsip perbedaan individual bagi siswa diantaranya
adalah menentukan tempat duduk dikelas, menyusun jadwal belajar, atau memilih
bahwa implikasi adanya prinsip perbedaan individu bagi siswa dapat berupa
perilaku fisik maupun psikis.
2.3 IMPLIKASI PRINSIP – PRINSIP BELAJAR BAGI
GURU
Guru sebagai orang kedua dalam kegiatan pembelajaran
tidak terlepas dari adanya prinsip-prinsip belajar. Guru sebagai penyelenggara
dan pengelola kegiatan pembelajaran terimplikasi dari adanya prinsip-prinsip
belajar ini.implikasi prinsip-prinsip belajar bagi guru tertampak pada rencana
pembelajaran maupun pelaksananaan kegiatan pembelajarannya. Implikasi
prinsisp-prinsip belajar bagi guru terwujud dalam prilaku fisik dan pisikis
mereka. Kesadaran adanya prinsip-prinsip belajar yang terwujud dalam prilaku
guru, dapat diharapkan adanya peningkatan kualitas pembelajaran yang
terselenggarakan.
1.
Perhatian dan Motivasi
Guru
sejak merencanakan kegiatan pembelajarannya sudah memikirkan prilkunya
terhadap siswa sehingga dapat menarik
perhatian dan menimbulkan motivasi siswa untuk belajar. Implikasi prinsip
perhatian bagi guru tertampak pada prilaku-prilaku sebagai berikut:
a. Guru
menggunakan metode yang bervariasi
b. Guru
menggunakan media sesuai denga tujuan dan meteri pembelajaran
c. Guru
menggunakan bahasa yang tidak monoton
d. Guru
menggunakan pertanyaan – pertanyaan yang membimbing ( direction question )
Sedangkan implikasi prinsip motivasi
bagi guru tertampak pada pada perilaku-prilaku yang diantaranya adalah:
a. Memilih
bahan ajar sesuai dengan minat siswa.
b. Menggunakan
metode dan teknik mengajar yang disukai siswa.
c. Mengoreksi
dan memberitahukan hasil pekerjaa siswa sesegera mungkin
d. Memberikan
pujian verbal dan non-verbal terhadap siswa.
e. Memberitahukan
nilai guna dari pelajaran yang sedang dipelajari
Perilaku
yang merupakan implikasi prinsip perhatian dan motivasi bagi guru dapat
tertampak lebih dari satu perilaku dalam suatu kegiatan pembelajaran.
2.
Keaktifan
Peran
guru mengorganisaikan kesempatan belajar bagi masing-masing siswa berarti mengubah peran guru dari bersifat
didaktis menjadi lebih bersifat mengindividualis, yaitu menjamin bahwa setiap
siswa memperoleh pengetahuan dan keterampilan di dalam kondisi yang ada. Hal
ini berarti pula kesempatan yang diberikan oleh guru akan menuntut siswa selalu
aktif maencari, memperoleh, dan
mengelola perolehan belajar. Untuk dapat menimbulkan keaktifan belajar pada
diri siswa, maka guru diantaranya dapat melaksanakan perilaku-perilaku berikut:
a. Menggunakan
multimetode dan multimedia
b. Memberikan
tugas secara individual dan kelompok
c. Memberikan
kesempatan kepada siswa untuk bereksperimen dalam kelompok kecil
d. Memberikan
tugas untuk mencatat bahan ajar yang kurang jelas maupun yang akan di pelajari
e. Mengadakan
tanya jawab dan diskusi
3.
Keterlibatan Langsung / Pengalaman
Guru
harus menyadari bahwa keaktifan membutuhkan keterlibatan langsung siswa damal
kegiatan pembelajaran. Untuk melibatkan siswa secara fisik, mental,
emosional,dan intelektual dalam kegiatan pembelajaran, maka guru guru hendaknya
merancang dan melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan pertimbangan
karakteristik siswa dan karakteristik isi pelajaran. Perilaku sebagai implikasi
prinsip keterlibatan langsung/ berpengalaman diantaranya adalah:
a.
Merancang
kegiatan pembelajaran pada pembelajaran individual dan kelompok kecil
b.
Mementingkan
eksperimen langsung oleh siswa dibandingkan dengan demonstrasi
c.
Menggunakan
media yang langsung digunakan oleh siswa
d.
Memberikan
tugas kepada siswa untuk memperaktikkan kerakan psikomotor yang dicontohkan
e.
Melibatkan
siswa dalam merangkum atau menyimpulkan informasi pesan pembelajaran
Implikasi
lain dari adanya prinsip keterlibatan langsung/berpengalaman bagi guru adalah
kemampuan guru untuk bertindak sebagai pengelola kegiatan pembelajaran yang
mampu mengarahkan membimbing, dan mendorong siswa ke arah tujuan pengajaran
yang ditetapkan.
4.
Pengulangan
Implikasi
prinsip pengulangan bagi guru adalah mampu memilih antara kegiatan pembelajaran
dengan yang tidak membutuhkan pengulangan. Pengulangan dibutuhkan oleh
pesan-pesan pembelajaran yang harus dihafal, selain itu pengulangan juga
dibutuhkan terhadap pesan-pesan pembelajaran yang membutuhkan latihan. Perilaku
guru yang merupakan implikasi prinsip pengulangan diantaranya adalah:
a. Merencanakan
pelaksanaan pengulangan
b. Mengembangkan
/merumuskan soal-soal latihan
c. Mengembangkan
alat evakuasi kegiatan pengulangan
d. Membuatkan
kegiatan pengulangan yang bervariasi
5.
Tantangan
Apabila
guru menginginkan siswa selalu berusaha mencapai tujuan, maka guru harus
memberikan tantangan pada siswa dalam kegiatan pembelajarannya. Tantangan dalam
kegiatan pembelajaran dapat diwujudkan oleh guru melalui bentuk kegiatan,
bahan, dan alat pembelajaran yang
dipilih untuk kegiatan pebelajaran. Perilaku guru yang merupakan implikasi
prinsip tantangan di antaranya adalah :
a. Merancang dan mengelola kegiatan
eksperimen yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukannya secara
individual maupun kelompok kecil
b. Memberikan tugas kepada siswa memecahkan suatu masalah yang
membutuhkan orang lain sebagai informan
c. Menugaskan siswa untuk menyimpulkan
isi pelajaran yang telah di sajikan
d. Memberikan bahan pelajaran dengan
memperhatikan kebutuhan siswa untuk mendapatkan tantangan didalamnya
e. Membimbing siswa untuk menemukan
fakta, konsep, prinsip, dan generalisasi sendiri
f. Guru merancang dan mengelola kegiatn diskusi siswa
6.
Balikan dan Penguatan
Balikan
dapat diberikan secara lisan maupun tulisan baik secara individual maupun
kelompok. Agar balikan dan penguatan bermakna bagi siswa, guru hendaknya
memperhatikan karakteristik siswa. Implikasi prinsip balikan dan penguatan bagi
guru, terwujud perilaku-perlaku yang diantaranya:
a.
Memberikan
jawaban yang benar setiap melakukan pertanyaan setelah siswa mencoba
menjawabnya
b.
Mengoreksi
pekerjaan rumah yang diberikan kepada siswa pada waktu yang telah ditentukan
c.
Memberikan
catatan-catatan pada hasil kerja sisw, berdasarkan hasil koreksi guru terhadap
pekerjaan siswa
d. Membagikan lembar jawaban test
pelajaran yang telah dikoteksi oleh guru disertai penilaian dan catatan penting
lainnya
e. Mengumumkan atau mengkonfirmasikan
peningkatan yang telah diraih siswa
f. Memberikan anggukan atau acungan
jempul atau isyarat lainnya kepada siswa yang menjawab perranyaan dengan benar
g. Memberikan imbalan/hadiah kepada
siswa yang menyelesaikan tugas dengan baik
7.
Perbedaan Individu
Setiap
guru tentunya harus menyadari bahwa menghadapi banyak siswa di dalam suatu
kelas berarti menghadapi berbagai macam keunikan atau karakteristik. Konsekuensinya
adalah guru harus mampu menghadapi dan melayani setiap siswa dengan
karakteristik mereka masing-masing. Implikasi prinsip perbedaan individual bagi
guru berwujud perilaku-perilaku yang diantaranya adalah:
a. Menentukan penggunaan berbagai
metode yang diharapkan dapat melayani kebutuhan siswa sesuai dengan
karakteristiknya
b. Merancang pemanfaatan berbagai media
dalam menyaksikan pesan pembelajaran
c. Mengenali karakteristik setiap
siswa sehingga dapat menentukan perilaku
pembelajaran yang tepat bagi siswa yang bersangkutan
d. Memberikan remediasi ataupun
pertanyaan kepada siswa yang membutuhkan.
BAB III
PENUTUP
3.1 SIMPULAN
Prinsip-prinsip
belajar yang relatif berlaku umum berkaitan dengan perhatian dan motivasi,
keaktifan, keterlibatan langsung/berpengalaman, pengulangan, tantangan, balikan
dan penguatan, serta perbedaan individual.
Sehingga siswa sebagai “primus motor”
(motor utama) dalam kegiatan pembelajaran, dengan alasan apa pun tidak dapat
mengabaikan begitu saja adanya prinsip-prinsip belajar. Sedangkan implikasi
prinsip motivasi bagi siswa adalah disadarinya oleh siswa bahwa motivasi
belajar yang ada pada diri mereka harus dibangkitkan dan mengembangkan motivasi
belajar mereka secara terus-menerus
Implikasi prinsip keaktifan bagi siswa
lebih menuntut keterlibatan langsung siswa dalam proses pembelajaran. Implikasi
prinsip ini dituntut pada para siswa agar tidak segan-segan mengerjakan segala
tugas belajar yang diberikan kepada mereka. pengulangan bagi siswa adalah kesadaran
siswa untuk bersedia mengerjakan latihan-latihan yang berulang untuk satu macam
permasalahan.
Kemudian guru sebagai orang kedua dalam
kegiatan pembelajaran tidak terlepas dari adanya prinsip-prinsip belajar. Guru
sebagai penyelenggara dan pengelola kegiatan pembelajaran terimplikasi dari
adanya prinsip-prinsip belajar ini.implikasi prinsip-prinsip belajar bagi guru
tertampak pada rencana pembelajaran maupun pelaksananaan kegiatan
pembelajarannya. Guru sejak merencanakan kegiatan pembelajarannya sudah memikirkan
prilkunya terhadap siswa sehingga dapat
menarik perhatian dan menimbulkan motivasi siswa untuk belajar.
Peran guru mengorganisaikan kesempatan
belajar bagi masing-masing siswa berarti
mengubah peran guru dari bersifat didaktis menjadi lebih bersifat
mengindividualis, yaitu menjamin bahwa setiap siswa memperoleh pengetahuan dan
keterampilan di dalam kondisi yang ada. Implikasi prinsip pengulangan bagi guru
adalah mampu memilih antara kegiatan pembelajaran dengan yang tidak membutuhkan
pengulangan. Apabila guru menginginkan siswa selalu berusaha mencapai tujuan,
maka guru harus memberikan tantangan pada siswa dalam kegiatan pembelajarannya.
DAFTAR
PUSTAKA
Dimyati, Mudjiono.2009.Belajar Dan Pembelajaran. Jakarta:Rineka
Cipta.